Sabtu, 22 Januari 2011

pengaruh teknologi terhadap kesehatan


.
Pemakaian Lima Jam Seminggu, Telinga Rawan Cedera

Kebiasaan mendengarkan
portable music player (PMP), seperti MP3 player, bisa membuat telinga cedera. Itu terjadi jika kita terlalu sering memakai earphone atau headphone bervolume tinggi. Berdasar penelitian, efek buruk datang jika menggunakan earphone selama lima jam dalam seminggu. Dampaknya adalah kerusakan permanen pada telinga.

-----------

Kemungkinan terbesar hal itu terjadi pada usia muda. Saat ini mungkin dampaknya belum terlihat, namun kelak akan terasa.

"Mendengarkan pemutar musik personal secara reguler dalam volume tinggi ketika muda sering kali tidak berdampak pada pendengaran. Namun,
kelak kemampuan mendengar bisa menghilang," jelas salah seorang peneliti pada International Herald Tribune.
Senin pekan lalu (6/10), pernyataan itu diberikan sembilan peneliti dari Committee on Emerging and Newly Identified Helat Risks. Bahkan, mereka juga menyatakan bahwa risiko kehilangan pendengaran akan didapatkan di pertengahan usia 20-an.
Apple Computer, produsen iPod, juga terkena dampaknya. Perusahaan milik Steve Jobs itu dinyatakan gagal membuat langkah memadai untuk menghindari risiko kesehatan pendengaran. Hasil penelitian pada 2006 menunjukkan, iPod menghasilkan tingkat suara sebesar 115 desibel (dB). Padahal, beberapa studi menyatakan, mendengarkan musik setingkat itu selama 28 detik mengakibatkan kerusakan di waktu yang akan datang.
Untuk itu, Apple disarankan segera membuat
software penurun kualitas suara hingga ke 100 dB. Pilihan lain, membuat desain headphone yang mampu memblok sebagian keluaran suara dari iPod.
Kabar tersebut bakal merugikan Apple. Bukan hanya
image, namun bisa juga finansial. Penjualan bisa menurun, begitu pula keuntungan Apple. Meski demikian, hasil penelitian itu juga menyatakan bahwa mendengarkan musik berhasil mengusir kebosanan dan kejenuhan rutinitas. Itu juga yang membuat para pengguna mengesampingkan dampak yang diterimanya.
Bagaimanapun, mendengarkan musik melalui media portabel juga menimbulkan dampak lain. Musik bisa mengisolasi pendengarnya dari khalayak ramai. Ketika mengemudi, musik dapat meningkatkan risiko hilangnya pendengaran terhadap situasi sekitar.
Penyebab gangguan pendengaran memang beragam. Bergantung juga pada usia seseorang. Suara terbagi atas beberapa tingkat. Suara ringan untuk dewasa berada antara 25 hingga 40 dB, sedangkan untuk anak-anak 20 sampai 40 dB. Bertingkat semakin tinggi hingga suara terberat berkualitas 90 dB atau lebih yang masih dapat didengar manusia.
Pengukuran hilangnya pendengaran secara persentase dinilai masih kurang akurat. Metode lain untuk mengukurnya adalah menggunakan Hearing in Noise Test (HINT)
Technology. Pengukurannya dilakukan dengan mendengarkan perkataan sebuah sumber. Itu dilakukan dalam lingkungan yang sepi dan ramai.
Tidak seperti uji sinyal pendengaran murni yang hanya dilakukan pada sebelah telinga, HINT Technology dilakukan pada kedua telinga sekaligus.
(yon/bs/kkn)













Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sedemikian pesat telah membawa dampak yang positif dalam era peningkatan kinerja dari berbagai kegiatan yang dilakukan. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi telah digunakan dihampir semua sektor, mulai dari transportasi, perdagangan, ekonomi, manufaktur, pemerintahan, pendidikan, kesehatan hingga pertahanan.
Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, informasi tidak lagi mengenal batas-batas negara, berbagai transaksi ekonomi, perbankan hingga komunikasi tatap muka, dengan siapa saja di belahan bumi manapun dapat berlangsung melalui teknologi ini.
Dua aspek penting dari rekomendasi para pakar di Dewan TIK Nasional (DETIKNAS) yang telah dihasilkan dalam mempercepat pembangunan teknologi informasi dan komunikasi di tanah air. Dua aspek penting tersebut adalah leadership dimana kepemimpinan dalam TIK menuntut komitmen dari para pemimpin pemerintahan, baik dari jajaran pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Aspek kedua adalah infrastruktur informasi nasional dimana aspek ini diperlukan dalam proses pengambilan keputusan yang senantiasa didasarkan pada informasi yang relevan, terkini atau real times, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menyadari akan pentingnya serta semangat untuk membangkitkan inovasi pembangunan TIK di tanah air, sangatlah tepat apabila pendeklarasian program Indonesia, Go Open Source! (IGOS) adalah merupakan upaya dalam meraih kemandirian dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang ditopang dengan tersedianya berbagai pilihan terhadap perangkat lunak (software) yang pada akhirnya dapat dipergunakan oleh masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan salah satu Tugas dari DETIKNAS yaitu “Merumuskan kebijakan umum dan arahan strategis pembangunan nasional, melalui pendayagunaan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK)”.
Panduan Pendayagunaan Open Source Software ini tentunya diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam perumusan kebijakan umum dan arahan strategis dalam penyiapan blue print dan road map teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Dan dengan Buku Panduan ini dapat lebih memudahkan masyarakat dalam mengenal perangkat lunak berbasis open source. Buku panduan ini terdiri atas delapan dokumen yaitu Perangkat Lunak Bebas dan Open Source, Petunjuk Instalasi IGOS Nusantara, Konfigurasi Server Linux, Aplikasi untuk Server, RDBMS (Relational Database Management System): MySQL, Bahasa Pemrograman Open Source, Aplikasi Perkantoran OpenOffice.org, dan CMS, CRM, dan ERP.
Akhir kata, semoga kedelapan Dokumen ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kemampuan masyarakat dalam penguasaan teknologi piranti lunak bebas dan open source.
Dengan semangat “Kreativitas Tanpa Batas” dan maju bersama Indonesia, Go Open Source! Kita besarkan produk aplikasi perangkat lunak Indonesia.

.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar